Powered By Blogger

Jumat, 12 Desember 2008

syarat-syarat pemerhan sapi perah

Setiap peternak sapi perah dalam melakukan pemerahan harus berupaya untuk mendapatkan hasil susu yang bersih dan sehat. Oleh karena itu peternak ataupun petugas pemerah harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Pemeriksaan kesehatan sapi yang akan diperah

Semua sapi yang akan diperah harus diperiksa kemungkinan adanya penyakit menular yang berbahaya bagi para konsumen. Penyakit-penyakit tersebut antara lain: TBC, Brucellosis, Mastitis.

TBC dan Brucellosis berbahaya bagi konsumen karena termasuk penyakit zoonosis, yakni penyakit yang dapat menular dari manusia kepada manusia dan dari manusia kepada hewan. Sedangkan Mastitis membahayakan konsumen karena toxinnya yang terkandung di dalam air susu yang terinfeksi. Oleh karena itu, air susu dari sapi yang menderita Mastitis tidak boleh dikonsumsi.

  1. Kesehatan Petugas

Setiap petugas pemerah ataupun yang akan berhubungan dengan proses pengolahan susu harus dalam kondisi yang sehat dan bersih. Oleh karena itu, semua petugas yang akan terjun di lapangan pemerahan ataupun pengolahan hasil susu perlu:

- Mencuci tangan dengan deterjen atau air sabun yang hangat hingga bersih. Kemudian tangan dikeringkan dengan kain lap

- Kuku-kuku tangan yang panjang harus dipotong, sehingga tangan menjadi bersih dan tidak melukai puting sapi.

  1. Kebersihan tempat dan peralatan yang akan dipakai.

Kebersihan tempat dan peralatan yang dipakai sangat mempengaruhi kebersihan dan kesehatan air susu. Tempat dan peralatan yang kotor dan berbau busuk akan mencemari air susu sehingga mempercepat proses pembusukan, air susu menjadi asam atau rusak. Itulah sebabnya, tempat dan peralatan yang akan dipakai harus benar-benar bersih dan higienis.

  1. Kebersihan Sapi

Sapi yang akan diperah juga harus dalam keadaan bersih. Tempat dan peralatan yang bersih akan percuma kalau sapi itu sendiri kotor. Semua kotoran yang melekat pada tubuh sapi akan mengotori hasil susu. Air susu yang tercemar akan mudah rusak. Hanya sapi-sapi yang bersihlah yang akan menghasilkan air susu yang sehat. Itulah sebabnya, semua sapi yang akan diperah harus dimandikan terlebih dahulu, paling tidak bagian-bagian tubuh tertentu seperti pada lipatan paha, ambing, dan puting.

  1. Kebersihan kamar susu

Kamar tempat penampungan susu harus bersih. Sebab, di dalam kamar ini susu akan diproses lebih lanjut dan disimpan beberapa waktu. Kamar susu yang baik harus terletak di suatu tempat yang terpisah dengan kandang. Oleh karena itu, kamar susu tersebut harus selalu dalam keadaan bersih, terhindar dari lalat, jauh dari timbunan sampah, ventilasi sempurna, dan drainase di sekitar baik.

  1. Pemerahan dilakukan dalam waktu tertentu

Walaupun sapi bisa diperah lebih dari dua kali sehari pada setiap saat, namun pemerahan yang baik adalah pada jadwal waktu pemerahan secara teratur, sehingga tidak menimbulkan stres pada sapi yang diperah.

Apabila sapi itu sehari diperah dua kali, pagi pada jam 5 dan sore pada jam 15, maka jadwal tersebut harus dipertahankan. Dengan demikian sapi yang bersangkutan akhirnya memiliki kebiasaan kapan ia harus dimandikan, kapan ia harus makan dan kapan pula ia harus siap diperah.

2. HAL-HAL YANG PERLU DIPERSIAPKAN DALAM PEMERAHAN

Persiapan pemerahan yang perlu diperhatikan oleh para petugas antara lain adalah menenangkan sapi yang akan diperah, membersihkan kandang, membersihkan bagian tubuh bagi sapi yang akan diperah, mengikat sapi, pencucian tangan petugas dan upaya melicinkan puting.

  1. Menenangkan sapi

Dalam rangka pemerahan, langkah pertama yang harus diperhatikan adalah usaha menenangkan sapi yang akan diperah supaya proses pemerahan dapat dilakukan dengan lancar. Usaha untuk menenangkan sapi pada umumnya ditempuh dengan cara:

- Memberikan makanan penguat terlebih dahulu bagi sapi-sapi yang akan diperah.

- Petugas mengadakan pendekatan dengan cara memegang-megang bagian tubuh sapi

- Menghindarkan lingkungan kandang terjadi kegaduhan seperti adanya sekelompok tamu masuk ke dalam kandang, atau berlalu-lalang di sekitar kandang, suara-suara asing yang mengejutkan, dan lain sebagainya.

  1. Membersihkan kandang dan bagian tubuh sapi

Usaha membersihkan kandang dan bagian tubuh sapi berkaitan erat dengan kebersihan dan kesehatan hasil susu yang akan dipasarkan kepada para konsumen. Usaha membersihkan tempat/kandang dan bagian-bagian tubuh sapi yang dapat mengotori hasil pemerahan dapat dilakukan dengan cara:

- Mencuci lantai kandang dengan menyemprotkan air yang bertekanan tinggi. Dengan cara demikian sisa-sisa makanan yang telah basi dan berbau tercuci bersih, sehingga susu tidak tercemari oleh kotran yang berada di dalam kandang.

- Apabila menjelang pemerahan sapi belum sempat dimandikan, maka kotoran yang melekat pada bagian-bagian tubuh tertentu seperti pada lipatan paha, ambing, dan puting dicuci terlebih dahulu.

- Mencuci ambing dan puting dengan air hanga tdan desinfektan; ambing digosok dengan spon, kemudian dikeringkan dengan kain lap yang lunak. Pada saat itu ambing sedikit dimasase pelan-pelan. Pencucian ambing dengan air hangat dan desinfektan ini ialah untuk menjaga kebersihan air susu dan mengurangi pencemaran. Sedangkan dilakukan masase adalah untuk merangsang keluarnya air susu.

- Setelah puting dikeringkan dengan kain satu per satu, kemudian satu atau dua pancaran perahan awal (stripping) dari setiap puting dibuang atau ditampung di tempat tertentu untuk pengamanan. Air susu hasil stripping itu kotor, maka tidak boleh dicampur dengan hasil susu perahan berikutnya yang bersih. Sehabis dilakukan pemerahan saluran susu pada puting selalu terbuka, maka harus diusahakan agar tidak kemasukan kotoran ataupun bakteri.

Sebagian hasil stripping juga dapat ditampung di kertas hitam atau cawan untuk pemeriksaan adanya bakteri dan kotoran. Jika susu tadi terdapat gumpalan, darah atau suatu kelainan, dapat dipastikan bahwa susu hasil perahan tersebut kena infeksi mastitis. Hasil perahan yang terkena infeksi mastitis tidak boleh dicampur dengan air susu lainnya yang sehat. Sebab, air susu yang kena infeksi mastitis tidak boleh dikonsumsi.

  1. Mengikat sapi

Sapi yang akan diperah diikat dengan tali yhang pendek di suatu tempat yang sudah dipersiapkan. Tujuan pengikatan sapi ini adalah agar sapi tidak berontak.

Disamping sapi itu diikat, kaki belakang dan ekornya pun perlu diikat pula, terutama sapi-sapi yang nakal, suka berontak atau menyepak. Sedangkan pengikatan ekor dimaksudkan agar sapi tidak mengibas-ngibaskan ekornya sehingga mengotori air susu dalam ember. Caranya ialah ujung ekor diikat dengan salah satu kaki belakang. Dan apabila petugas memerah di sebelah kanan, maka pengikatan ekor berada di sebelah kiri.

  1. Mencuci tangan

Semua petugas yang akan melaksanakan pemerahan harus mencuci tangan terlebih dahulu dengan air bersih agar air susu hasil perahan sehat dan bersih, tidak tercemar oleh kotoran dari tangan pemerah. Menurut Prof. Dr. Soewarno T. Soekarno, pada telapak tangan manusia ada ribuan hingga puluhan ribu mikroorganisme per cm2. Pencucian tangan hendaknya menggunakan air hangat yang bersih, menggunakan sabun dan desinfektan. Kemudian dikeringkan dengan kain lap dan tangan diolesi dengan minyak kelapa, agar pemerahan dapat lebih lembut, sapi tidak merasa sakit.

  1. Melicinkan puting

Puting dari sapi yang akan diperah perlu diolesi minyak kelapa atau vaselin agar menjadi licin sehingga memudahkan proses pemerahan dan sapi tidak merasakan sakit. Jika puting licin dan tangan petugas pun lembut karena diolesi minyak, maka sapi yang diperah tidak akan berontak, terutama bagi sapi yang baru pertama kali berproduksi.

  1. Merangsang keluarnya air susu melalui pedet dan pemerahan bertahap

Khusus bagi sapi-sapi yang baru pertama kali berproduksi kadang-kadang masih sulit diperah. Jika petugas menghadapi kasus smacam itu dapat dicoba dengan cara:

- Menyusukan pedet pada induk yang akan diperah sebagai langkah awal pemerahan, sehingga proses pemerahan selanjutnya dapat dilaksanakan secara lancar

- Melakukan pemerahan bertahap, yakni sapi diperah sedikit demi sedikit. Dengan demikian sapi menjadi terbiasa untuk diperah. Bagi sapi-sapi yang telah terbiasa diperah jika didekati tenang dan siap untuk diperah.

Tahap- tahap persiapan pemerahan ini, lebih jelasnya dapat diperhatikan pada gambar 28

  1. Perlengkapan dan peralatan

Sebelum melaksanakan pemerahan, petugas harus mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan terlebih dahulu. Perlengkapan dan peralatan tersebut antara lain: ember tempat pemerahan, tali pengikat kaki, tali pengikat ekor (jika hal ini diperlukan),milk-can untuk menmpung air susu, dan kain bersih untuk menyaring susu terhadap kotoran dan bulu sapi pada saat susu dituangkan ke dalam milk-can.

Semua alat yang digunakan sebelum dan sesudah dipakai harus selalu dalam keadaan bersih atau steril. Agar semua peralatan yang dipakai menjadi steril, alat-alat ersebut harus dicucihmakan dengan cara merendam dalam larutan desinfektan, lalu dicuci dengan air, selanjutnya dibilas dengan air panas dan dijemur.

3. TEKNIK PEMERAHAN

Di beberapa negara maju teknik pemerahan susu dilakukan dengan menggunakan mesin perah. Tetapi di negara-negara berkembang seperti di negara kita ini, pemerahan pada umumnya dilakukan secara alami, dikerjakan dengan menggunakan tangan.

Teknik pemerahan dengan tangan ini dibedakan menjadi dua macam, yakni:

  1. Dengan cara memegang pangkal puting susu antara ibu jari dan jari tengah. Caranya: kedua jari ditekankan serta sedikit ditarik ke bawah, sehingga air susu terpancar mengalir ke luar. Teknik semacam ini dilaksanakan bagi sapi-sapi yang memiliki puting pendek.
  2. Menggunakan kelima jari. Cara kerja teknik ini ialah: puting dipegang antara ibu jari dan keempat jari lainnya. Penekanan dengan keempat jari tersebut diawali dari jari yang paling atas kemudian diikuti oleh jari lain yang ada di bawahnya. Begitu seterusnya dengan cara yang sama dan diulang-ulang sampai air susu yang ada di dalam ambing memancar keluar, dan akhirnya seluruh susu yang berada di dalam ambing kosong sama sekali.

Walaupun sapi dapat diperah beberapa kali sehari namun pada umumnya hanya dilaksanakan dua kali sehari, yakni pagi dan sore. Setiap proses pemerahan dilakukan dengan secepat mungkin, sebab pemerahan yang terlalu lama akan menimbulkan efek yang kurang baik bagi sapi yang diperah.

Awal pemerahan harus dilakukan dengan hati-hati, lembut, dan pelan, kemudian dilanjutkan sedikit lebih cepat, sehingga sapi yang diperah tidak terkejut atau takut.

4. MASA LAKTASI

Masa laktasi adalah masa sapi sedang produksi. Sapi mulai berproduksi setelah melahirkan anak. Kira-kira setengah jam setelah sapi itu melahirkan, produksi susu sudah keluar. Saat itulah disebut masa laktasi dimulai. Namun, sampai dengan 4-5 hari yang pertama produksi susu tersebut masih berupa colostrum yang tidak boleh dikonsumsi manusia. Tetapi colostrum tersebut khusus untuk pedet, karena kandungan zat-zatnya sangat sesuai untuk pertumbuhan dan kehidupan awal.

Masa laktasi dimulai sejak sapi itu berproduksi sampai masa kering tiba. Dengan demikian, masa laktasi berlangsung selama 10 bulan atau kurang lebih 305 hari, setelah dikurangi hari-hari untuk memproduksi colostrum. Lebih jelasnya perhatikan skema pada halaman 96

Dengan demikian semasa laktasi yang berlangsung 309 hari ini diawali dengan produksi colostrum 4-5 hari, sehingga produksi susu biasa berlangsung 309 hari-4 = 305 hari. Akan tetapi produksi seekor sapi pada umumnya diawali dengan volume yang relatif rendah, kemudian sedikit meningkat naik sampai bulan kedua, dan mencapai puncaknya pada bulan ketiga. Selanjutnya, setelah melewati bulan ketiga produksi mulai menurun sampai masa kering. Menurunnya proudksi air susu dalam masa laktasi ini akan diikuti dengan peningkatan kadar lemak di dalam air susu.

Dilihat dari segi produksi susu, seekor sapi perah dapat dianggap mencapai kedewasaan produksi pada kira-kira umur lima tahun. Antara periode umur 5-10 tahun, volume produksi susu dalam suatu masa laktasi tidak banyak mengalami perbedaan yang mencolok. Pada periode tersebut produksi tertinggi dicapai pada saat sapi telah mencapai umur 7-8 tahun.

5. MASA KERING (KERING KANDANG)

Masa kering ialah masa-masa dimana sapi yang sedang berproduksi dihentikan pemerahannya untuk mengakhiri masa laktasi. Sesudah sapi mengalami masa laktasi selama lebih kurang 10 bulan, sapi dapat dihentikan pemerahannya untuk mempersiapkan masa produksi berikutnya. Masa kering ini pada umumnya diupayakan berlangsung 1½ - 2 bulan. Masa kering tersebut akan berakhir pada saat sapi yang bersangkutan melahirkan, karena beberapa saat kemudian sapi yang melahirkan tadi akan mengeluarkan air susu

6. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SELAMA MASA LAKTASI

Selama masa laktasi berlangsung, baik produksi susu masa laktasi pertama dan selanjutnya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain oleh: faktor genetis, makanan, dan tatalaksana, yang satu sama lain saling mempengaruhi dan menunjang.

  1. Faktor genetis

Faktor genetis ini bersifat individual, yang diturunkan oleh tetua (induk dan bapak) kepada keturunannya. Faktor genetis ini juga bersifat baka, artinya sifat-sifat baik atau buruk dari tetua akan diwariskan pada keturunan berikutnya dengan sifat-sifat yang sama seperti sifat-sifat yang dimiliki oleh tetua. Faktor genetis ini akan menentukan jumlah produksi dan mutu air susu selama laktasi dengan komposisi zat makanan tertentu sesuai dengan yang dimiliki oleh kedua induknya. Jika produksi susu induk dan pejantan jelek, maka dengan tatalaksana dan makanan yang serba bagus pun tidak akan dapat memperbaiki produksi yang jelek dari warisan kedua induknya.

  1. Makanan

Sapi-sapi yang scara genetik baik akan memberikan produksi air susu yang baik pula. Akan tetapi, jika makanan yang diberikan tidak memadai, baik dari segi jumlah maupun mutu, maka untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup dan berproduksi akan dicukupi dengan mengorbankan persediaan zat-zat makanan yang ada di dalam tubuh dengan cara memobilisasikan zat-zat makanan yang tersimpan dalam jaringan tubuh mereka.

  1. Tata laksana

Tatalaksana yang baik dan sempurna merupakan salah satu upaya untuk mencapai kesuksesan usaha ternak sapi perah. Mengandalkan faktor genetis melulu tidaklah menjamin keberhasilan produksi. Sebab faktor genetis yang baik bukan jaminan terhadap jumlah produksi. Faktor genetik yang baik harus didukung dengan tatalaksana yang baik dan teratur. Tatalaksana pada masa laktasi yang perlu diperhatikan antara lain: rangsangan pemerahan, pengaturan kering kandang, pencegahan terhadap penyakit, frekuensi pemerahan, pengaturan kelahiran dan perkawinan (service period dan calving interval).

Hasil Air Susu

Susu sapi mengandung semua bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak sapi yang dilahirkan. Susu juga sebagai bahan minuman manusia yang sempurna, karena di dalamnya mengandung zat gizi dalam perbandingan yang optimal, mudah dicerna dan tidak ada sissa yang terbuang. Harga susu relatif lebih murah daripada bahan makanan lainnya dengan nilai gizi yang sama. Air susu sebagai salah satu sumber protein hewani sangat baik untuk kesehatan. Di samping itu, air susu sapi juga sangat baik untuk pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu untuk mempertahankan sifat-sifat air susu yang baik perlu pencegahan terhadap kerusakan kualitas air susu.

Air susu perah yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

- bebas dari bakteri patogen

- bebas dari zat-zat yang berbahaya atau toxin seperti insektisida

- tidak tercemar oleh debu, feces, dan kotoran lainnya.

- Memiliki susunan yang tidak menyimpang dari ketentuan Codex Air Susu 1914. Misalnya BJ air susu lebih tinggi dari 1.028, kadar lemak lebih dari 2,7%

- Memiliki cita rasa yang normal yakni khas rasa susu, manis, segar.

Untuk menjaga kualitas susu sampai di tangan konsumen, maka Dinas Peternakan selalu melakukan pemeriksaan kualitas air susu secara berkala. Pemeriksaan kualitas air susu tersebut terutama pada: kadar lemak, protein, kebersihan air susu, uji berat jenis, uji alkohol, dan lain-lain.

Sehubungan dengan produk air susu ini, lebih lanjut akan dipelajari berbagai macam air susu, susunan air susu, higiene air susu, dan sifat-sifat air susu.

Berbagai macam air susu

Kita mengenal berbagai macam air susu, yang satu sama lain konsentrasi zat-zat yang terkandung di dalamnya berbeda-beda, sebab masing-masing sengaja diproses menurut tujuan yang berbeda pula. Kita mengenal berbagai produk susu, antara lain: susu segar, whole milik, susu skim, fortified milk, concentrated milk, dan susu kering.

  1. Susu segar

Susu segar ialah air susu hasil pemerahan yang tidak dikurangi atau ditambah apapun, yang diperoleh dari pemerahan sapi yang sehat secara kontinu sampai apuh.

Air susu yang sudah direbus, air susu yang sudah dicampur gula, dicampur dengan hasil pemerahan sebelumnya adalah bukan susu segar lagi. Demikian pula kalau air susu tersebut berasal daris api yang tidak sehat,ambing kena mastitis misalnya maka produk air susu tersebut tidak bisa dimasukkan kepada golongan susu segar. Air susu sisa pemerahan beberapa jam sebelumnya pun bukan susu segar lagi. Pemerahan yang tidak berlangsung secara terus menerus (kontinu) sampai apuh, saluran air susu pada puting tetap terbuka, sehingga mudah kemasukan kotoran atau terkontaminasi bakteri.

  1. Whole Milk

Whole milk: Raw milk, fresh milk sebenarnya susu segar yang setidak-tidaknya memiliki kandungan lemak 3,25 % dan bahan kering tiada lemak (solid non fat) 8,25%.

Whole milk ini kemudian dipasturisasi dengan maksud untuk membinasakan bakteri yang mendatangkan penyakit.

  1. Susu skim

Susu skim adalah susu segar yang dikurangi lemaknya menjadi 0,1%, sehingga susu bawah atau susu skim ini cocok untuk bayi.

  1. Fortified Milk

Fortified milk adalah susu segar yang ditambahkan dengan vitamin-vitamin dan mineral. Vitamin yang ditambahkan biasanya adalah vitamin D. Vitamin ini sangat penting untuk pembentukan tulang pada bayi. Sedangkan air susu itu sendiri sudah kaya akan unsur Ca dan P, maka tidak perlu ditambah unsur tersebut.

  1. Susu konsentrat

Susu konsentrat adalah susu segar yang dipanaskan di tempat khusus dengan maksud untuk mengurangi kadar air sehingga menjadi susu yang kental. Susu konsentrat dapat diberdakan menjadi dua yakni:

1) Susu kental tanpa gula (unsweetened condensed milk, evaporated milk)

Adalah air susu segar yang sebagian airnya, yakni kurang lebih separuhnya telah diuapkan di dalam ruang hampa pada suhu 125-130oF. Kemudian susu tersebut dimasukkan ke dalam kaleng susu (can) tertutup dan disterilkan pada suhu 240oF selama 15 menit.

2) Susu kental manis (sweetened condensed milk)

Adalah susu segar yang langsung ditambah gula terlebih dahulu kemudian diuapkan seperti pada susu kental tanpa gula. Kadar gula yang ditambahkan sebagai bahan pengawet adalah 40% -44%, sedangkan kadar lemaknya minimal 8,5% dan bahan kering tanpa lemak 28%. Susu kental ini tidak baik untuk bayi, karena kandungan lemaknya tinggi.

Kedua jenis susu kental ini dengan mudah dapat diperoleh di pasar-pasar, lebih-lebih susu kental dengan gula seperti produk indomilk, frisian flag, dan lain sebagainya. Susu konsentrat ini sudah dipasturisasi dalam keadaan homogen.

Untuk memperoleh susu kental menjadi susu yang siap dikonsumsi diperlukan tambahan air sebanyak dua kali lipat dari susu kental. Atau dengan kata lain perbandingan antara susu kental dan air adalah 1:2. Dengan cara ini akan diperoleh susu cair yang nilainya sama dengan susu segar.

  1. Susu kering (susu tepung)

Susu tepung meliputi susu tepung whole (whole milk) dan susu skim tepung. Susu whole tepung adalah susu segar yang semua airnya diuapkan sehingga tinggal tepung saja, kadar airnya tinggal 2%. Sedangkan susu skim tepung adalah hasil dari susu segar yang kadar lemaknya telah dikurangi tinggal 0,1% dan airnya diuapkan hingga tinggal 3%. Karena susu skim tepung ini kandungan proteinnya tinggi dan kadar lemaknya rendah, maka susu tersebut cocok untuk bayi atau anak-anak yang sedang tumbuh.

Perkandangan

Sapi perah harus selalu diawasi dan dilindungi dari aspek-aspek lingkungan yang sekiranya merugikan. Termasuk aspek-aspek lingkungan yang merugikan sapi perah antara lain: angin kencang, terik matahari, air hujan, suhu udara malam hari yang dingin, gangguan binatang buas, dan pencuri. Oleh karena itu, peternak sapi dituntut untuk menyediakan bangunan kandang yang dpat mengamankan sapi terhadap kondisi lingungan yang kurang menguntungkan. Di samping bangunan kandang ini memberi jaminan terhadap kesehatan dan kenyamanan hidup sapi, kandang juga sangat menunjang tatalaksana. Tanpa kandang peternak sangat sulit melakukan kontrol, pemberian makanan, pengawasan, memerah, memandikan, mengumpulkan kotoran, usaha higienisasi, dan sebagainya.

Meningat bahwa kandang sangat menunjang kenyamanan, keamanan, kesehatan ternak, dan mempermudah tata laksana, maka semua bangunan kandang baik bentuk maupun konstruksinya perlu dipersiapkan dan dipikirkan sungguh-sungguh seingga dari segi teknis memenuhi persyaratan.

1. Syarat-syarat kandang

Bangunan kandang harus memberikan jaminan hidup yang sehat, nyaman bagi sapi dan tidak menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaan tata laksana. Oleh karena itu, konstruksi, bentuk, macam kandang harus dilengkapi dengan ventilasi yang sempurna, dinding, atap, lantai, tempat pakan, tempat air minum, drainase, dan bak penampungan kotoran.

  1. Ventilasi

Ventilasi harus berfungsi dengan baik sehingga keluar masuknya udara dari dalam dan luar kandang berjalan sempurna. Pengaturan ventilasi yang sempurna berarti memperlancar pergantian udara di dalam kandang yang kontor dengan udara yang bersih dari luar. Jika ventilasi sempurna, maka ruangan kandang tidak akan pengap, lembab, kotor, berdebu, berbau, dan panas. Pengaturan ventilasi yang baik merupakan kunci dalam menciptakan kondisi ruangan kandang yang sehat. Ventilasi kandang untuk sapi perah di daerah tropis cukup ventilasi alami, yang pengadaannya erat sekali dengan perlengkapan dinding terbuka atau semi terbuka.

  1. Dinding

Dibedakan antara dinding pembatas sekeliling kandang dan dinding penyekat. Bagi sapi-sapi yang dipelihara secara intensif pada umumnya selalu dipakai suatu konstruksi dinding pembatas di sekelilingnya dan dinding penyekat yang memisahkan sapi yang satu dengan yang lain.

a) Dinding pembatas sekeliling kandang

Batas di sekeliling kandang dapat dilengkapi dengan dinding atau tanpa dinding (dinding terbuka), tergantung dari kondisi iklim setempat. Tempat yang selalu bertiup angin langsung ke dalam kandang, maka batas di sekeliling kandang lebih baik dilengkapi dengan dinding. Dinding untuk kandang sapi perah pada umumnya dibangun setinggi 1,5 meter, atau di atas punggung sapi. Bangunan dinding semacam ini disebut dinding semi terbuka. Konstruksi bangunan dinding semi terbuka, ataupun yang terbuka sangat menguntungkan, karena dapat:

- Memberi jaminan bagi kelancaran pergantian udara di dalam kandang

- Memberi kesempatan masuknya cahaya matahari, terutama cahaya matahari pagi.

Sinar pagi

Masuknya cahaya matahari di pagi hari ke dalam ruangan kandang sangat penting, sebab sinar pagi sifatnya tidak menggigit kulit ternak karena belum begitu panas. Sinar pagi tersebut, khususnya sinar ultraviolet, sangat menunjang pembasmian kuman. Di samping itu, cahaya matahari pagi juga sangat membantu proses pembentukan vitamin D di dalam tubuh ternak, serta mempercepat proses pengeringan laintai yang basah setelah lantai dibersihkan dengan air, dicuci ataupun karena sapi-sapi habis dimandikan. Dengan demikian lantai akan cepat kering.

b) Dinding penyekat

Pengaturan ukuran kandang yang tidak melebihi kapasitas akan dapat menjamin kesehatan dan kenyamanan sapi. Sebagai pedoman ukuran luas untuk seekor sapi perah dewasa ialah 1,2 x 1,75 m2. Setiap ruangan bagi seekor sapi dewasa sebaiknya diberi dinding penyekat untuk memisahkan sapi yang satu dengan yang lain. Dinding penyekat ini dapat dibuat dari tembok, besi bulat (pipa air) ataupun berasal dari bahan kayu dan bambu. Dengan adanya dinding penyekat iini dimaksudkan agar setiap sapi yang menghuni ruangan itu tidak terganggu satu dengan yang lain, sehingga masing-masing merasa lebih aman. Dengan penyekatan tersebut paling tidak dapat mengurangi atau menghalangi sapi-sapi yang sering memiliki perangai agak nakal.

Ukuran dinding penyekat dapat dibuat pada bagian depan yakni tempat ransum 1,25 meter, belakang 0,75 meter. Lebih jelasnya perhatikan gambar 34.

  1. Atap

Atap berfungsi untuk melindungi sapi dari terik matahari dan air hujan, juga berfungsi untuk menjaga kehangatan sapi yang menghuni kandang pada malam hari, serta menahan panas yang dihasilkan oleh tubuh hewan. Tanpa atap kehangatan di kandang di malam hari tidak akan terjamin, kondisi menjadi sangat dingin karena sebagian panas dalam ruangan akan hilang ke atas pada malam hari.

Agar supaya air hujan dapat meluncur di atas atap dengan lancar, maka konstruksi atap harus dibuat miring. Sudut kemiringan atap diusahakan sekitar 30o, bagian yang rendah mengarah ke belakang.

Ada berbagai macam bahan pembuat atap yang dapat dipergunakan, seperti asbes, seng, genteng ataupun bahan lain. Namun, atap dari genteng dirasa lebih baik, karena genteng lebih awet, relatif murah, tidak banyak menyerap panas dan udara dari luar dapat masuk melalui celah-celah.

Kandang yang beratapkan seng akan mengakibatkan ruangan di dalam menjadi lebih panas pada waktu siang hari, dan pada malam hari menjadi sangat dingin. Bahan yang lain seperti daun kelapa ataupun rumbia harganya cukup murah, akan tetapi banyak resiko karena mudah terbakar, tidak tahan lama dan mudah menjadi sarang tikus.

  1. Lantai

Lantai sebagai tempat berpijak dan berbaring sapi sepanjang waktu harus benar-benar memenuhi syarat: keras (dalam arti tahan injak), rata, tidak licin, tidak mudah menjadi lembab. Lantai yang memenuhi syarat akan menjamin kehidupan sehingga proses fisis biologis seperti memamah-biak, bernafas dan lain sebagainya akan berjalan dengan normal. Lantai yang rata dan tidak tajam akan membuat sapi dapat berdiri tegak, berbaring secara bebas, dan nyaman.

Lantai yang kasar atau tajam dapat menimbulkan kulit menjadi lecet sehingga mudah dimasuki organisme atau kuman ke dalam tubuh sapi. Sebaliknya, lantai yang licin dapat menyebabkan sapi mudah tergelincir. Lantai yang selalu lembab dan becek dapat mengganggu pernafasan sapi dan menjadi sarang kuman. Supaya air mudah mengalir atau kering, lantai kandang harus diupayakan miring. Kemiringan lantai kandang 2-3 cm.

  1. Tempat makan dan tempat air minum

Tempat makan dan tempat air minum merupakan perlengkapan kandang yang harus ada. Tempat makandan tempat air minum dapat terbuat dari papan berbentuk kotak ataupunember plastik. Kandang yang disekat-sekat dengan pembatas sebaiknya dilengkapi tempat makan dan air minum dari beton semen secara individual. Masing-masing dibuat dengan ukuran 80x50 cm2 untuk tempat makan dan 40x50 cm2 untuk air minum

  1. Parit/Drainase

Agar air pembersih kandang dan air untuk memandikan sapi mudah mengalir menuju ke bak penampungan, maka lantai bagian belakang dan di sekeliling kandang harus dilengkapi parit dengan ukuran lebar 20cm dan kedalaman 15 cm. Dengan adanya parit, maka air pembersih lantai, air untuk memandikan sapi, air kencing, dan sekaligus kotoran sapi mudah terkumpul di dalam bak penampungan kotoran.

  1. Letak bangunan kandang

Penempatan bangunan kandang sapi hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan sebagai penunjang kelangsungan usaha peternakan, baik ditinjau dari segi ternak yang dipiara ataupun dari pihak peternak sendiri. Bagi peternak sendiri bangunan kandang harus dapat memberikan keuntungan ekonomis yang lebih tinggi. Sedangkan bagi ternak, bangunan kandang harus menjamin kesehatan. Faktor-faktor ekonomis ini terutama menyangkut transportasi hasil produksi, penyediaan pakan dan air, pengawasan faktor higienis. Oleh karena itu, untuk mempermudah, menghemat tenaga, dan beaya pemasaran, kandang harus dibangun di lokasi yang dekat pasar atau konsumen, sehingga ongkos transportasi dapat ditekan.

Untuk kemudahan penyediaan pakan, kandang dapat dibangun di dekat areal pertamanan rumput dan di daerah tersebut banyak diusahakan tanaman pangan yang menghasilkan produk ikutan seperti katul, bungkil dan lain sebagainya. Kandang harus dibangun dengan sumber air, sebab sapi perah memerlukan air untuk minum, pembersih lantai, dan memandikan sapi.

Dekat dengan petugas

Kandang yang dibangun dekat petugas akan mempermudah dan memperlancar jalannya pengawasan kesehatan, keamanan, dan tatalaksana.

Faktor higiene

Faktor higiene lingkungan sekitar sangat penting bagi sapi yang dipiara ataupun bagi peternak. Oleh karena itu, untuk dapat memberi jaminan kesehatan pada sapi dan lingkungan sekitar, higiene lingkungan perlu diindahkan. Peternak dalam membangun kandang harus mengindahkan lingkungan yang bersih dan aman.

Mengingat faktor higiene sangat penting, maka kandang harus dibangun dan ditempatkan:

- Jauh dari pemukiman penduduk

- Di tempat yang lebih tinggi dari sekitar, sehingga air tidak menggenang di sekitar kandang

- Di tempat yang tidak terlalu tertutup oleh pepohonan yang rindang. Sinar matahari dan sirkulasi udara dengan lancar masuk ke dalam ruangan kandang. Di suatu daerah yang tertutup oleh pepohonan besar, kondisi ruangan menjadi lembab, sehingga kondisi ruangan kurang sehat. Jika hendak ditanam pepohonan, seharusnya agak jauh dengan bangunan kandang.

Kandang untuk pedet sampai dengan umur satu bulan, harus dilengkapi tempat makan individual, ventilasi sempurna, cahaya cukup, dan ruangan hangat. Agar lantai kandang hangat perlu diberi tilam dari jerami atau papan atau bilah-bilah kayu yang agak rapat. Jika pedet telah mencapai umur enam minggu alas lantai dapat ditiadakan.

2. BERBAGAI MACAM KANDANG

Ditinjau dari fungsinya, kandang sapi perah dapat dibedakan menjadi kandang: induk, pedet, pejantan, isolasi. Masing-masingkandang tersebut memiliki ukuran dan konstruksi yang satu sama lain beda.

  1. Kandang sapi induk

Kandang untuk sapi induk dewasa, pada umumnya adalah kandang konvensional, sehingga setiap induk akan memperoleh ruangan dengan ukuran yang sama, panjang 1,75 meter dan lebar 1,2 meter serta dilengkapi tempat makan dan minum, masing-masing dengan ukuran 80x50 cm dan 50x40 cm. Pada kandang konvensional ini setiap ruang dibatasi dinding penyekat berupa tembok, pipa air dan lain sebagainya.

Kandang untuk induk dewasa juga dapat dipakai untuk sapi-sapi dara.

  1. Kandang pedet

Konstruksi kandang pedet berbeda dengan kandang sapi dewasa, terutama mengenai perlengkapan dan ukuran luas kandang. Kandang pedet dapat dibedakan antara kandang individual dan kelompok.

a) Kandang pedet individual

Setiap ruangan kandang cukup dipisahkan dengan sekat-sekat yang berasal dari bahan besi atau pipa-pipa bulat, ataupun bambu dan kayu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak melukai kulit pedet; tinggi penyekat cukup 1 meter.

Keuntungan sekat semacam ini dibadnignkan dengan sekat tembok ialah:

· Sirkulasi udara dalam ruangan lebih terjamin

· Sekat model ini pada suatu ketika mudah dilepas untuk memperlebar ruangan jika pedet sudah meningkat besar.

Ukuran kandang individual untuk pedet umur 0-4 minggu adalah 0,75 × 1,5 m2 dan umur 4-8 minggu 1,0 × 1,8 m2.

b) Kandang pedet kelompok

Pedet yang sudah besar dapat dimasukkan atau dipelihara dalam kandang kelompok yang juga dilengkapi dengan tempat makan dan tempat minum secara individual sehingga mereka mendapatkan makanan dan minuman secara merata, dan tidak terganggu satu sama lain. Pedoman ukuran atau kapasitas kandang kelompok untuk pedet umur 4-8 minggu adalah 1 m2/ekor, dan umur 8-12 minggu adalah 1,5 m2/ekor. Ketinggian dinding keliling 1 meter. Setiap kelompok sebaiknya tidak melebihi dari 4 ekor. Kelompok kecil lebih baik daripada kelompok besar, karena dapat menekan penyebaran penyakit, terutama scours.

  1. Kandang Pejantan

Sapi pejantan pada umumnya dipelihara secara khusus, agar kondisinya selalu dalam keadaan prima. Oleh karena itu, kandang untuk pejantan harus disediakan secara khusus, dengan ukuran lebih luas daripada kandang induk dan konstruksinya lebih kuat. Sedangkan perlengkapan lainnya sama dengan kandang induk.

  1. Kandang Isolasi

Kandang isolasi adalah kandang yang khusus untuk sapi-sapi yang menderita sakit. Kandang isolasi ini letaknya harus terpisah jauh dari kandang-kandang sapi yang sehat. Tujuannya adalah agar infeksi penyakit yang diderita tidak mudah menular pada kelompok sapi yang sehat, dan penderita sendiri tidak terganggu oleh kelompok sapi yang sehat.

3. Tipe Kandang

Kandang sapi perah dapat dibedakan menjadi dua tipe, yakni:

a. Kandang tipe tunggal

Konstruksi kandang tipe ini memiliki bentuk atap tunggal atau terdiri satu baris kandang. Dengan demikian sapi yang ditempatkan di kandang ini mengikuti bentuk atap yang hanya satu baris.

b. Kandang tipe ganda

Konstruksi kandang tipe ini memiliki bentuk atap ganda atau dua baris yang saling berhadapan. Sapi ditempatkan di kandang tipe ini terdiri dari dua baris; posisinya dapat saling berhadapan ataupun saling bertolak belakang. Sapi yang ditempatkan saling berhadapan, maka antara kedua baris kandang tersebut harus diberi gang sebagai jalan pada saat memberi makan ataupun pada saat melakukan pengawasan dan lain sebagainya. Sedangkan sapi yang ditempatkan saling bertolak belakang, maka di hadapan sapi harus disediakan gang pula. Dengan demikian untuk sapi yang ditempatkan saling bertolak belakang jumlah gangnya ada dua baris yang fungsinya sama seperti gang yang berada di antara kedua baris kandang yang sapinya berhadap-hadapan.

Baik bentuk kandang tunggal ataupun ganda, kedua-duanya dapat menggunakan sekat pemisah sebagai sistem kandang konvensional, atau tanpa sekat pemisah sama sekali (kandang bebas). Konstruksi kandang tipe tunggal ataupun ganda yang masing-masing dengan sistem konvensionalnya atau bebas sama sekali tidak mengikat peternak, tergantung dari ketersediaan lokasi, biaya yang tersedia (segi ekonomi), selera, populasi sapi yang akan dipelihara, dan lain sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar